Rendang – kuliner olahan daging sapi khas Minang dengan citarasa gurih pedas, yang turut menjadi kuliner favorit banyak orang. Ternyata ini dia asal mulanya, mengapa kuliner daging sapi nan gurih pedas ini dinamakan rendang. Mari simak ulasan lengkapnya.
Uda Uni,
Rendang merupakan kuliner olahan daging sapi yang dimasak dengan santan, rempah-rempah, serta dedaunan dengan aroma yang khas, lalu dimasak hingga kuah santannya mengering dan berubah warna menjadi kehitaman. Rasanya yang gurih pedas, menjadikan rendang sebagai kuliner favorit banyak orang. Mungkin Uda Uni juga salah satunya..
Selain daging sapi, tentu
juga ada ragam olahan lainnya yang dapat dijadikan rendang, berdasarkan
kekayaan alam ada pada suatu kampung atau daerah di Ranah Minang. Mulai dari
rendang ayam, rendang itik, rendang belut, bahkan rendang dari kombinasi
dedaunan pun turut melengkapi.
Berawal dari Ranah
Minangkabau di Sumatera Barat, kian hari rendang makin mudah dijumpai di
berbagai daerah di Indonesia. Bahkan hingga ke luar negeri pun. Kebiasaan
masyarakat Minang yang senang merantau, turut mengenalkan kuliner kebanggan
kampung halaman. Ditambah lagi, kian hari makin mudah pula bagi kita untuk
belajar memasak rendang.
Hingga pada pertengahan
tahun 2011, rendang dinobatkan sebagai makanan terpopuler no. 1 di dunia,
berdasarkan hasil polling yang
dilakukan oleh CNN.GO.
Tentunya orang Minang
boleh berbangga, ketika rendang bisa menjadikan Indonesia makin dikenal, salah
satunya melalui kuliner khasnya.
Uda Uni mungkin sangat
familiar dengan kuliner rendang. Namun tahukah Uda Uni, dari mana asal mula
kata rendang digunakan?
Rendang,
Randang, dan Marandang
Dari buku “Rendang
Traveler” karya Uni Reno Andam Suri, ternyata kata “rendang” diambil dari sebuah
proses memasak. Rendang berasal dari kata “marandang”, yaitu sebuah proses
mengaduk tanpa henti. Jadi, ketika menyangrai kopi pun, juga disebut dengan
marandang kopi.
Bukan berarti mengaduk terus-menerus
mulai dari awal hingga matang, namun memang dalam proses memasak rendang, tidak
boleh didiamkan terlalu lama tanpa diaduk.
Dari kata marandang,
jadilah randang. Lalu dari kata randang inilah, dikenal sebuah masakan pedas
yang gurih lezat, bernama rendang.
Dalam keseharian,
marandang juga dapat diartikan dengan memasak rendang. Misalnya, “Awak bisuak
ka marandang...” (Saya besok mau memasak rendang).
Bila ada perayaan adat,
seperti pesta pernikahan, biasanya rendang akan dimasak dalam porsi besar. Tentu
akan melelahkan sekali bila tuan rumah memasaknya seorang diri. Maka diajaklah kakak
adik, sepupu, ipar, maupun tetangga dekat untuk marandang bersama-sama.
Jadi, selain
mematangkan masakan, kegiatan marandang juga dapat dijadikan sebagai penyambung
silaturahmi dengan keluarga besar maupun tetangga.
Bila di kampung halaman,
marandang dalam porsi besar, biasanya dimasak menggunakan kayu bakar. Rendang
pun akan terasa lebih harum, warnanya lebih kehitaman, serta akan lebih awet
dibandingkan dengan memasaknya di atas kompor.
Namun bagi Uda Uni yang
menetap di kota besar, tentu akan menyulitkan bila harus marandang menggunakan
kayu bakar. Dimasak di atas kompor pun, tentu juga tak kalah sedapnya. Bagi Uda
Uni yang ingin memasak rendang ala rumahan, dapat menyimak resepnya pada Resep Rendang Padang .
Ragam kuliner khas
Minang lainnya, dapat juga Uda Uni simak pada www.nitalanaf.com
Demikian kisah tentang
asal mula kata rendang. Moga dapat menambah wawasan Uda Uni semua. Terima kasih
banyak sudah berkunjung. Salam dari Padang.
Comments
Post a Comment
Terima kasih Uda Uni sudah singgah. Maafkan atas komentar yang harus dimoderasi lebih dulu. Terundang singgah kembali pada artikel lainnya.